Sabtu, 21 Februari 2015

Bedanya Orang Bodoh dan Orang Pintar

Bedanya Orang Bodoh dan Orang Pintar (Bodoh dan Pintar di Kompasiana)


Gambar  : www.tumblr.com
Ada sedikit pertanyaan ringan, apa bedanya orang bodoh dan orang pintar didunia maya dan di dunia nyata. Ternyata untuk membedakan antara orang bodoh dan orang pintar baik didunia maya, maupun didunia nyata, mempunyai tolok ukur dan cara yang berbeda.
Bila didunia nyata orang dapat menggunakan berbagai topeng kehidupan dan perisai menutup diri maka didunia maya orang dapat melakukan berbagai kebohongan.
Akan tetapi berbicara tentang bodoh dan pintar itupun ternyata harus dibatasi pengertiannya bukan termasuk keberhasilan dalam hidup, karena keberhasilan dalam hidup itu sangat dipengaruhi oleh faktor keberuntungan. Sehingga dimaksud dengan orang bodoh dan orang pintar dibatasi pada pengertian Kecerdasan Mental atau Intelektual (Inteliligence Quotient / IQ), Kecerdasan Emosional (Emosional Quotient / EQ) , dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient /SQ) termasuk didalamnya kesempatan memperoleh informasi Pendidikan, yang diartikan dengan kesempatan menyelesaikan bangku pendidikan formal. Variable pendidikan formal masih sangat signifikan untk dimasukkan karena masih sempitnya kesempatan IQ,EQ dan SQ berkembang melalui pendidikan non formal, walaupun tidak menjadi batasan yang mutlak karena terbukti orang dengan IQ,EQ dan SQ yang tinggi dapat dengan mudah menyerap segala informasi ( ilmu ) yang berpengaruh terhadap pengembangan jati dirinya sebagai golongan orang pintar { berpikir logic (logis)/rational (rasional) dan ilmiah } secara otodidak.
Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang yang dapat meraih prestasi melalui pendidikan formal dengan penguasaan ilmu mencapai strata 1, strata 2, apa lagi strata 3, pasti sudah tersaring kualitas kecerdasannya diatas rata-rata. Pola pikir ini pula yang mendasari adanya standardisasi pendidikan melalui Ujian Nasional yang dihebohkan. Juga BRAND KEILMUAN ini yang mengundang munculnya manipulasi Brand Keilmuan, dimana ada Perguruan tinggi yang menyediakan jasa pelayanan Brand Keilmuan dengan menjual gelar. Nasabah, pembeli, pelanggan atau Klien Perguruan Tinggi macam ini biasanya adalah Golongan orang yang telah berhasil mencapai kelas kehidupan dalam jenjang dimana orang dihargai karena tingkat keilmuannya, sehingga Brand Keilmuan dirasakan menjadi wajib baginya.
Siapakah mereka ?
Pejabat Pemerintahan, Anggota Dewan Yth. , Pengusaha dan untuk saat ini ada yang menyakitkan adalah Profesi Guru. Sayang Brand Keilmuan tidak dibutuhkan dan untuk dipergunakan sebagaimana seharusnya akan tetapi hanya sebagai topeng penutup kekerdilan diri. Sekedar untuk PRESTISE,
Lepas dari semuanya , maka kembali kejudul tulisan ini, dimaksud dengan bodoh atau pintar tidak diukur dari sejauh mana orang mendapatkan pengakuan intelektual melalui jenjang pendidikan, akan tetapi diukur dari apa yang terpikir, yang diucapkan dan yang dilakukan apakah logis,rasional dan ilmiah apakah …O On.

Kalau didunia nyata, orang pintar dapat dilihat dari ucapan-ucapannya, perilakunya, maka bedanya didunia maya , lebih khusus lagi di KOMPASINA , orang pintar atau orang bodoh sangat jelas tampak dari tulisan-tulisan dan komentar-komentarnya. Di Kompasiana ini orang pintar memang bisa berlagak bodoh, tapi orang bodoh tidak akan bisa berlagak pintar. Itulah mengapa kita harus tetap PD di Kompasiana biarpun kita bodoh, karena siapapun tetap tidak tahu apakah kita bodoh sungguhan atau orang pintar yang berlagak bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar